Mengapa Film Selalu Terkena "KRITIK"?
Kritik, kritik, dan kritik. Mengapa film tersebut selalu dikritik? Ya mungkin begitulah pertanyaan beberapa orang yang selalu mempertanyakan mengapa sebuah film selalu dikritik. Memang wajar saja, jika sebuah film selalu di kritik, karena memang dari segi sistem politik, Negara kita adalah Negara yang demokratis, artinya semua masyarakat Indonesia bebas menyampaikan apapun itu, khususnya menyampaikan kritik. "Pemerintah aja di kritik apa lagi film", benar bukan? Ya pasti benar. Tetapi mengapa sebuah film selalu menjadi sasaran empuk bagi para sufi (suka film) untuk selalu di kritik? Jika kita melihat dari banyak faktor, ataupun dari beberapa sisi, kita harus melihat kritikan tersebut melalui beberapa alasan yang setidaknya alasan ini sangat logis. Lalu apa saja ya alasannya? Berikut alasan-alasan mengapa sebuah film selalu di kritik:
1. Kurang Bermutu
Jelas saja, mutu sebuah film sangatlah penting, karena penting sekali bagi film untuk selalu bermutu, dari ceritanya, penokohannya, maupun editing, dan lain-lain. Tetapi jika cerita, penokohan, maupun editing dalam film tersebut tidak jelas, ya pantas saja jika film tersebut selalu di kritik.
2. Kurang Mentaati Norma-norma yang Ada
Norma merupakan suatu nilai yang ditimbulkan dari budaya, sehingga nilai tersebut sudah meresap dan tertanam di dalam diri masyarakat, dan nilai tersebut mengatur tata cara, aturan, dan tingkah laku masyarakatnya. Artinya jika film tersebut tidak mentaati dengan norma susila, agama, hukum, maupun kesopanan bisa jadi film tersebut akan di kecam ataupun dikritik.
3. Kurang Dimengerti Oleh Masyarakat Umum
Tanpa dipungkiri juga sebuah film harus dimengerti oleh masyarakat umum, jika cerita dalam film tersebut sedikit susah dimengerti, maka besar kemungkinan sebuah film tersebut akan di kritik.
4. Cerita yang Sudah Tertebak
Dari pandangan masyarakat biasa sebuah film yang ceritanya sudah tertebak tentu tidak ada masalah, dan bahkan masyarakat biasa tersebut akan menyukainya. Tetapi berbeda dengan para sufi yang sangat fanatik, para sufi yang sangat fanatik mungkin akan mengkritik habis-habisan film yang alur ceritanya sudah tertebak.
5. Ada Adegan yang Salah
Pernah mendengar ada proses pembuatan film selama 8 bulan atau lebih? Ya banyak sekali film yang melakukan proses produksi selama berbulan-bulan bahkan satu tahun. Lamanya pembuatan tersebut dikarenakan butuh ketelitian bagi para pembuat film agar tidak ada adegan yang salah. Dan adegan yang salah bisa berimplikasi kepada film yang menjadi sasaran empuk para kritikus film. Oleh karena itu, adegan yang salah seperti tidak terkena dengan pukulan, tidak terkena dengan pisaunya, dan lain-lain akan menjadi salah satu alasan mengapa film tersebut di kritik.
6. Editing yang Berlebihan
Editing adalah faktor paling terpenting dan faktor yang paling menentukan film tersebut menjadi bagus. Tetapi jika editing dalam film tersebut sangat berlebihan atau editing tersebut membuat para penonton berpendapat "ah itu tidak mungkin terjadi" juga akan menjadi alasan mengapa film tersebut di kritik.
7. Aktor atau Aktris yang Memerankan Kurang "PAS"
Alasan yang ke 7 ini memang juga menjadi faktor yang paling utama untuk film. Jelas saja, jika tidak ada aktor atau aktris lalu siapa yang menjadi pemeran dalam film tersebut? Oleh karena itu, aktor maupun aktris harus bisa memerankan perannya dengan baik. Jika tidak, maka akan berbahaya juga bagi film tersebut, kemungkinan besar film tersebut akan menjadi target bagi para kritikus film. Maka dari itu, bagi para aktor maupun aktris harus bisa memerankan perannya dengan baik.
8. Mengandung unsur "SARA"
SARA merupakan singkatan dari suku, agama, ras, dan antar golongan. Membuat film tentunya harus berada pada pihak yang netral, artinya tidak diperbolehkan untuk memberikan stigma, stereotipe, dan merendahkan suku, agama, ras dan antar golongan tertentu. Oleh karena itu, jika mengandung unsur SARA, film tersebut mungkin akan di kritik juga.
9. Kontroversial
Ya kontroversial merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang seperti biasanya, misalnya film tersebut menampilkan adegan mengenai hal-hal yang dianggap tabu atau dianggap salah oleh khalayak umum, sehingga adegan tersebut bisa menimbulkan pertanyaan apakah adegan dalam film tersebut benar-benar terjadi atau hanya ada di film? Ya mungkin kurang lebih begitu gambaran mengenai kontroversial. Oleh karena itu, jika film tersebut kontroversial, kemungkinan besar akan terkena kritik juga.
10. Para Kritikus yang Mengaku "SUFI"
Alasan ke 10 ini mungkin membuat para pembaca tidak yakin ataupun kaget. Mengapa? Kebanyakan para kritikus film adalah orang-orang yang pura-pura mengaku dirinya adalah suka film sejati, padahal mereka belum mengetahui sama sekali dasar dalam sebuah film itu apa. Kebanyakan para kritikus mempunyai pendapat, "ah adegan tersebut tidak akan mungkin terjadi, atau adegan tersebut sangat tidak logis," tentu saja itu alasan yang hanya diungkapkan oleh para kritikus yang kurang mengetahui tentang perfilman, mengapa? Karena film jika tidak logis itu adalah hal wajar, jelas saja dalam tulisan saya sebelumnya sudah di jelaskan bahwa film merupakan realitas bentukan sutradara dan representasi kehidupan sosial (baca tulisan yang berjudul "Film Sebagai Realitas Bentukan Sutradara dan Representasi Kehidupan Sosial" Juli, 17-2017). Oleh karena itu, para kritikus yang mengaku sufi juga bisa menjadi alasan mengapa film tersebut selalu di kritik.
Oleh karena itu, dengan adanya sepuluh alasan mengapa film selalu di kritik ini setidaknya sudah membuat para pembaca mengetahui seluk beluk mengenai perfilman. Begitu juga untuk para pembuat film, agar bisa membuat film lebih sungguh-sungguh lagi, dan begitu juga dengan para kritikus film untuk lebih berpikir atau mengetahui dulu substansi film itu sebenarnya apa, agar ketika melakukan kritik tidak hanya berputat tentang logis atau tidak logis, bahkan lebih bagus lagi khusus para kritikus film, COBALAH ANDA MEMBUAT SEBUAH KARYA FILM! Karena manusia yang baik bukan hanya manusia yang bisa mengkritik saja, tetapi manusia yang juga bisa membuktikan bahwa dirinya sangat berintegritas. Sekian dan terimakasih, salam SUFI!
Tanpa dipungkiri juga sebuah film harus dimengerti oleh masyarakat umum, jika cerita dalam film tersebut sedikit susah dimengerti, maka besar kemungkinan sebuah film tersebut akan di kritik.
4. Cerita yang Sudah Tertebak
Dari pandangan masyarakat biasa sebuah film yang ceritanya sudah tertebak tentu tidak ada masalah, dan bahkan masyarakat biasa tersebut akan menyukainya. Tetapi berbeda dengan para sufi yang sangat fanatik, para sufi yang sangat fanatik mungkin akan mengkritik habis-habisan film yang alur ceritanya sudah tertebak.
5. Ada Adegan yang Salah
Pernah mendengar ada proses pembuatan film selama 8 bulan atau lebih? Ya banyak sekali film yang melakukan proses produksi selama berbulan-bulan bahkan satu tahun. Lamanya pembuatan tersebut dikarenakan butuh ketelitian bagi para pembuat film agar tidak ada adegan yang salah. Dan adegan yang salah bisa berimplikasi kepada film yang menjadi sasaran empuk para kritikus film. Oleh karena itu, adegan yang salah seperti tidak terkena dengan pukulan, tidak terkena dengan pisaunya, dan lain-lain akan menjadi salah satu alasan mengapa film tersebut di kritik.
6. Editing yang Berlebihan
Editing adalah faktor paling terpenting dan faktor yang paling menentukan film tersebut menjadi bagus. Tetapi jika editing dalam film tersebut sangat berlebihan atau editing tersebut membuat para penonton berpendapat "ah itu tidak mungkin terjadi" juga akan menjadi alasan mengapa film tersebut di kritik.
7. Aktor atau Aktris yang Memerankan Kurang "PAS"
Alasan yang ke 7 ini memang juga menjadi faktor yang paling utama untuk film. Jelas saja, jika tidak ada aktor atau aktris lalu siapa yang menjadi pemeran dalam film tersebut? Oleh karena itu, aktor maupun aktris harus bisa memerankan perannya dengan baik. Jika tidak, maka akan berbahaya juga bagi film tersebut, kemungkinan besar film tersebut akan menjadi target bagi para kritikus film. Maka dari itu, bagi para aktor maupun aktris harus bisa memerankan perannya dengan baik.
8. Mengandung unsur "SARA"
SARA merupakan singkatan dari suku, agama, ras, dan antar golongan. Membuat film tentunya harus berada pada pihak yang netral, artinya tidak diperbolehkan untuk memberikan stigma, stereotipe, dan merendahkan suku, agama, ras dan antar golongan tertentu. Oleh karena itu, jika mengandung unsur SARA, film tersebut mungkin akan di kritik juga.
9. Kontroversial
Ya kontroversial merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang seperti biasanya, misalnya film tersebut menampilkan adegan mengenai hal-hal yang dianggap tabu atau dianggap salah oleh khalayak umum, sehingga adegan tersebut bisa menimbulkan pertanyaan apakah adegan dalam film tersebut benar-benar terjadi atau hanya ada di film? Ya mungkin kurang lebih begitu gambaran mengenai kontroversial. Oleh karena itu, jika film tersebut kontroversial, kemungkinan besar akan terkena kritik juga.
10. Para Kritikus yang Mengaku "SUFI"
Alasan ke 10 ini mungkin membuat para pembaca tidak yakin ataupun kaget. Mengapa? Kebanyakan para kritikus film adalah orang-orang yang pura-pura mengaku dirinya adalah suka film sejati, padahal mereka belum mengetahui sama sekali dasar dalam sebuah film itu apa. Kebanyakan para kritikus mempunyai pendapat, "ah adegan tersebut tidak akan mungkin terjadi, atau adegan tersebut sangat tidak logis," tentu saja itu alasan yang hanya diungkapkan oleh para kritikus yang kurang mengetahui tentang perfilman, mengapa? Karena film jika tidak logis itu adalah hal wajar, jelas saja dalam tulisan saya sebelumnya sudah di jelaskan bahwa film merupakan realitas bentukan sutradara dan representasi kehidupan sosial (baca tulisan yang berjudul "Film Sebagai Realitas Bentukan Sutradara dan Representasi Kehidupan Sosial" Juli, 17-2017). Oleh karena itu, para kritikus yang mengaku sufi juga bisa menjadi alasan mengapa film tersebut selalu di kritik.
Oleh karena itu, dengan adanya sepuluh alasan mengapa film selalu di kritik ini setidaknya sudah membuat para pembaca mengetahui seluk beluk mengenai perfilman. Begitu juga untuk para pembuat film, agar bisa membuat film lebih sungguh-sungguh lagi, dan begitu juga dengan para kritikus film untuk lebih berpikir atau mengetahui dulu substansi film itu sebenarnya apa, agar ketika melakukan kritik tidak hanya berputat tentang logis atau tidak logis, bahkan lebih bagus lagi khusus para kritikus film, COBALAH ANDA MEMBUAT SEBUAH KARYA FILM! Karena manusia yang baik bukan hanya manusia yang bisa mengkritik saja, tetapi manusia yang juga bisa membuktikan bahwa dirinya sangat berintegritas. Sekian dan terimakasih, salam SUFI!
Komentar
Posting Komentar