Kelebihan Dan Kekurangan Film Bergrenre Filosofis

  Seringkali dalam memilih atau menonton film khalayak dapat memilih dan menontonnya secara sesuka hati, mayoritas film yang di tonton sesuai dengan apa yang khalayak sukai dan tak jarang khalayak mempunyai rasa penasaran memilih film yang tabu di dengar. Memang film yang jarang di dengar ditelinga kita dapat benar-benar menarik perhatian kita. Karena, kita selalu mempunyai rasa penasaran yang benar-benar tinggi. Begitupun dengan genre film filosofi atau yang sering disebut dengan genre film yang mengandung makna, film yang bergenre filosofi seringkali menimbulkan rasa penasaran bagi para khalayak untuk ditonton atau di nikmati. Kebiasaan atau kebudayaan khalayak dalam menonton genre film sangatlah begitu statis. Selera khalayak dalam menonton film sangat mudah ditebak, memilih genre film horor, drama romantik, komedi dan action. Film yang bergenre filosofi hadir ditengah-tengah trend film yang sudah biasa ditonton atau dinikmati oleh para khalayak. Mayoritas film yang bergenre filosofi dinilai film yang banyak kekurangan, karena mungkin yang mengatakan film yang bergenre filosofi adalah film yang banyak kekurangan karena kurang mengerti pesan apa yang disampaikan dalam film tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari film yang bergenre filosofi.
Kelebihan:
1. Meningkatkan Daya Subjektivitas: Dalam menampilkan filmnya, seringkali film yang bergenre filosofi menampilkan hal-hal yang menakjubkan atau yang jarang kita lihat. Hal itu terjadi karena daya subjektivitas dalam film tersebut sangat tinggi, dan para pemainnya pun sangat larut dalam subjetivitas tersebut.
2. Meningkatkan Kemampuan Berpikir: Kemampuan berpikir tidak hanya ditingkatkan melalui baca buku, maupun belajar. Tetapi, ketika kita disuguhkan oleh film yang bergenre filosofi pun dapat meningkatkan kemampuan berpikir, karena film yang bergenre filosofi seringkali menimbulkan makna yang pluralistis atau makan yang beragam. Oleh karena itu, dalam menciptkan maknanya, penonton seringkali dituntut untuk berpikir.
3. Dapat Dijadikan Referensi Yang Baik: Dengan menampilkan beberapa adegannya, film yang bergenre filosofi menampilkan dialog-dailog yang menggunakan bahasa-bahasa yang cendekiawan. Oleh karena itu, jika kita menonton film yang bergenre filosofi dan kemudian mengerti apa yang disampaikannya, dapat dijadikan referensi yang baik.
4. Menjauhkan Diri Dari Kenisbian dan Etnosentrisme: Memang film yang bergenre filosofis sering menampilkan hal-hal yang tabu didengar atau dilihat dalam kehidupan sehari-hari, tetapi jika kita menonton film yang bergenre filosofi ini bisa menjauhkan diri kita dari kenisbian yaitu melihat kebudayaan orang lain dari kacamata kebudayaan diri kita dan etnosentrisme yaitu melihat kebudayaan orang lain adalah kebudayaan yang salah, dan kebudayaan kita sajalah yang benar.
5. Dinamis: Jika dalam genre filma action yang mempunyai sifat yang statis yaitu dimana sang pemeran utamanya selalu menang, tetapi jika dalam film yang bergenre filosofi sangatlah dinamis, karena cerita yang disajikan sanga sulit ditebak ending dari film tersebut.

Kekurangan:
1. Tidak Disukai Masyarakat Awam: Dalam menyajikan filmnya, film yang bergenre filosofis, menyampaikan pesan yang terkadang hanya dimengerti oleh beberapa kalangan saja, tidak dengan masyarakat awam yang hanya pasif menerima apa saja yang disajikan oleh film tersebut. Oleh karena itu, jika masyarakat awam menonton film yang bergenre filosofis, kemungkinan besar akan tidak disukai.
2. Tidak Rasional: Tingkat kesubjetivitasan yang begitu tinggi dalam menampilkan filmnya, film yang bergenre filosofi seringkali tidak rasional dalam menyampaikan pesannya kepada audiens.
3. Terlalu Rumit: Subjektivitas yang terlalu tinggi dan over dinamis yang ditampilkan dalam film yang bergenre filosofis membuat jalan ceritanya terlalu rumit, karena terkadang kita yang menontonnya tidak megetahui kemana arah jalan ceirtanya.
4. Tidak Proporsional: Tidak proporsional atau tidak sesuai dengan porsinya, yang selalu ditampilkan dalam film yang bergenre filosofis, ceritanya terlalu rumit dan bertele-tele membuat film yang bergenre filosofis ini sangat tidak proporsional.
5. Menimbulkan Over Shock Culture: Over shock culture merupakan kebudayaan yang tidak sering kita dengar atau kita lihat, dan tiba-tiba hadir di depan kita dan kemudian membuat kita beranggapan tidak baik. Begitupun dengan film yang bergenre filosofis, genre filosofis seringkali menampilkan kebudayaan yang jarang kita dengar (tabu) dan pada akhirnya menimbulkan sesuatu yang dinamakan Over Shock Culture.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan Dan Kekurangan Genre Film Action

Resensi Film Deadpool

Resensi Film The Revenant